2. Berhenti merokok selama paruh kedua siklus Anda juga disarankan. Sebuah studi pada tahun 2008 yang diadakan University of Minnesota menunjukkan bahwa estrogen adalah hormon yang memberikan kita dorongan menikmati substansi adiktif seperti nikotin. Ketika kadar hormon ini berkurang pada minggu ketiga dan keempat, keinginan untuk merokok pun berkurang, sehingga sebenarnya memudahkan Anda ketika ingin berhenti merokok.
3. Menurut penelitian yang sama dari University of Minnesota, progesteron bertentangan dengan kemampuan verbal Anda. Akibatnya, Anda akan sering salah ngomong, dan kehilangan penalaran. Hormon ini juga dapat menyebabkan konstipasi dan kembung, jadi sebaiknya Anda banyak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung serat dan air.
4. PMS yang Anda alami bisa menular ke orang lain. Ketika Anda mendapati pasangan ikut-ikutan moody saat siklus haid Anda tiba, segera tenangkan dia. Memang masih banyak penelitian lebih lanjut yang perlu dilakukan, “Namun ada bukti lain bahwa fluktuasi bulanan dalam testosteron juga bisa menghasilkan gejala mirip PMS pada pria,” ujar Jed Diamond, psychotherapist asal California yang juga penulis buku Male Menopause. Dalam sebuah studi yang dipresentasikan di Society for Menstrual Research, di 11th Biennial Conference, kaum pria yang mengisi kuesioner mengeluhkan mood swing yang terjadi setiap bulan, mirip dengan yang dialami para wanita yang disurvei.
5. Ketika Anda indekos bersama teman-teman wanita, mereka bisa saja mendapatkan haid pada waktu yang sama dengan Anda. Hal ini disebabkan oleh siklus lunar. Para ahli juga mengatakan bahwa sinyal-sinyal kimia dalam tubuh seorang wanita kemungkinan bisa tertangkap oleh orang lain, dan wanita yang tinggal bersama mungkin saling berbagi sumber stres yang sama, sehingga berpengaruh pada waktu menstruasi mereka.
6. Masa menstruasi juga bisa menyebabkan Anda diare. Bahan kimia yang sama, yang memicu kontraksi pada rahim untuk membantu mengeluarkan darah, dengan tidak sengaja dapat menyebabkan usus bagian bawah untuk ikut berkontraksi.